Setelah beberapa saat istirahat menghilangkan lelah dari perjalanan saya kemarin, saya ingin mencoba berbagi sedikit pengalaman, pengalaman menarik dan seru setelah melakukan pendakian ke Gunung Raja di tanah Karo itu julukannya. Para pendaki dan pencinta alam lebih mengenal dengan nama gunung Sibayak. Gunung yang secara administratif terletak di Desa Raja Berneh (Semangat Gunung) dan dari kota Brastagi. Untuk itu amatlah pantas apabila gunung Sibayak dijuluki sebagai "Gunung Raja" arti kata Sibayak ialah "Raja" Konon Tanah karo diperintah oleh 4 Raja (Sibayak). Keempat dari kerajaan itu ialah Sibayak lingga, Sarinembah, Suka, Barusjahe dan Kutabuluh
Selangkah Lagi, didepan kawah Sibayak
Bagi para pendaki gunung di Sumatera utara, mendaki gunung Sibayak merupakan salah satu pilihan yang menyenangkan. Rupanya, selain namanya cukup terkenal di Sumut, Sibayak juga menjadi "gunung incaran" para pendaki termasuk mancanegara, jadi jangan heran ketika anda kesini banyak wisatawan asing yang lalu lalang. Tak heran juga pada saat libur puncak sibayak sangat banyak dikunjungi dan bagai pasar malam, akan terlihat bivak(tenda) bagi mereka yang sekedar bermalam dan menghabiskan waktu dipuncak sibayak.
Ya, sabtu tanggal 4 februari kemaren saya berkesempatan menaklukkan puncak sibayak dengan keindahan panoramanya yang sangat mengesankan, serta jalan yang sangan menguras tenaga dan penuh perjuangan untuk mencapainya. Pendakian kali ini saya lakukan bersama beberapa teman-teman saya, beberapa teman-teman yang merupakan mahasiswa yang berasal dari Padang yang kuliah di Medan yang tidak tau mengisi liburan mau ngapain, karena liburan semester yang lumayan pendek memaksa kami untuk tidak pulkam. Dan yang lainnya teman- teman kampus, semuanya berjumlah 14 orang dengan 6 orang cewek-cewek tangguh.
ki-ka : syarief(ketua rempong),rahmat,ade,asep,fuad,ifan,adi,kk wiwi,ng nono,fitria,nisa,mita,cut
fotografer saya :)
Sabtu sore sekitar jam tengah empat kami sudah ngumpul dan gerak ke tempat tujuan, tujuan kami adalah pemandian air panas Lau Sidebuk-debuk. Ini merupakan salah satu rute yang biasa digunakan pendaki menuju puncak sibayak selain rute dari kota Berastagi, ataupun jalur 54 yang terletak di daerah Penatapan Sibolangit. Kurang dari 2 jam perjalanan kami sudah sampai di Lau Sidebuk-debuk, desa Raja Berneh, sekitar 60 Km dari Kota Medan belok Kanan dan masuk kurang lebih 7 Km dari jalan lintas Medan-Berastagi. Keadaan desa ini sangat heterogen dalam beragama, dengan rumah-rumah ibadat, Katolik, Protestan dan Islam yang saling berdampingan. Desa Raja Berneh ini menghasilkan sayur dan buah-buahan. Di sisi kiri dan kanan banyak penjual yang menjajakan souvenir dan buah-buahan. Tepat di kaki gunung ditemui sebuah sumber air panas, Sidebuk-debuk yang digunakan pengunjung sebagai tempat pemandian air panas.
Kehadiran kami disana disambut dengan udara yang dingin serta kabut khas daerah pegunungan, saat melangkahkan kaki menuju ke kaki gunung, gerimis sudah mulai menghampiri langkah kami. Beberapa meter dari pintu rimba kami istirahat menunggu malam persis didepan PLTP, lokasi pemboran panas bumi terletak di desa Semangat gunung, dikaki gunung Sibayak. Panas bumi dikembangkan menjadi pembangkit tenaga listrik. Setelah makan malam dan memesan kopi, kami mengisi waktu dengan berfoto-foto, main catur dan main ludo. Saya dan beberapa teman lainnya memilih bermain ludo, permainan yang menggunakan mata dadu untuk menjalankan 4 anak yang ada dikotak-kotak yang tersedia, sangat menyenangkan mengundang tawa dan keceriaan. Apalagi ketika anak/bidak yang dijalankan digeser atau dimatikan sehingga masuk kedalam kandangnya lagi, setiap bidak yang dimatikan hukumannya adalah coretan sisa kopi diwajah dan saya kena empat coretan diwajah, lumayan.
PLTP
fuad vs adi
Main ludo, coret-coret kopi
Setelah menunggu beberapa jam, saatnya kami bergerak menuju puncak sibayak. Gerimis pun mulai reda kami memutuskan jam 10.30 malam gerak, setelah sedikit arahan dan doa kami memulai langkah. Jalan setapak ke puncak sangat jelas. Sepanjang jalan tidak ada ciri-ciri khusus, cuman dipintu rimba kita akan melewati hutan bambu, yang ditandai dengan pipa-pipa air, sebelum memasuki hutan sebenarnya. Jalan lumayan licin dan berlumpur karena hujan, tanjakan, kayu yang melintang, oksigen yang mulai berkurang dan tebing curam penuh tantangan yang membuat kami harus ekstra hati-hati. Namun senter dan tongkat kayu yang sebelumnya kami persiapkan sangat membantu. Semakin ke atas semakin menanjak memasuki Daerah puncak tumbuhan mulai rendah, dan mulai memasuki daerah berkerikil dan berbatu yang tidak begitu kompak ditambah hembusan angin dingin serta kabut. Jalan setapak yang tidak begitu jelas, cadas dengan kemiringan yang membuat kami merayap dan merangkak. Diatas ketinggian disela-sela istirahat kami disuguhkan pemandangan kerlap-kerlip lampu kota Berastagi dan sekitarnya, dan bulan yang belum penuh juga menyembulkan wajahnya di atas, dibalik bebatuan.

persiapan sebelum berangkat
setengah pendakian
sikit lagi wei..
Setelah tiga setengah jam kami sampai dipuncak, yang berketinggian 2.094M DPL. Berada dipuncak, suasana alam begitu memukau, apalagi terpancar keindahan kerlap-kerlip lampu-lampu desa di sekitar kaki gunung dimalam cerah. Ditambah lagi jejeran pengunungan Bukit barisan yang pesonanya begitu melengkapi kesempurnaan alam. Ditengah kesunyian kami ditemani suara solfatara yang senantiasa menyemburkan uap panas.
kerlap-kerlip lampu dari kejauhan
Pesona alam ini tidak mengaburkan kondisi puncak sibayak yang sudah porak-poranda karena letusan beberapa waktu silam. Dinginnya udara pegunungan dan gelapnya langit bertaburkan ribuan bintang di puncak malah menciptakan suasana alam yang berbeda, seakan membawa kita berhayal tentang permukaan di bulan, karena yang ditemui disana hanyalah pasir, batu-batuan dan kerikil. Berada di puncak, biasanya pendaki berupaya mencapai salah satu puncak tertinggi Sibayak yang bernama "Takal kuda," diambil dalam bahasa karo yang artinya "Kepala kuda.", kami tak tau sedang dipuncak mana, yang pasti salah satu puncak di sibayak. Puncak Sibayak berada di titik koordinat 97°30'BT dan 4°15'LS. Gunung yang masuk dalam tipe gunung berapi yang masih aktif dengan stato (berlapis) mempunyai uap panas, dari kondisi ini masyarakat menganggap puncak dan kawah gunung tersebut menyimpan sejuta misteri.
bikin api
gruop rempong ini ya boo?? hehe
Udara sangat dingin, kami mulai membuka bekal, makan roti dan snack yang sudah disiapkan sebelumnya. Membuat api untuk memasak air, dan menghangatkan badan, sambil menatap langit dan panorama yang begitu indah ciptaan yang Kuasa. Selanjutnya sunrise lah yang kami tunggu, namun kami berada dipuncak yang salah, matahari bersembunyi dibalik puncak lain, padahal cuaca lumayan cerah hanya sedikit kabut. Namun, ga masalah setelah pagi kami baru sadar kawah unik telah menunggu yang begitu memukau yang membuat kami tiada henti untuk mengabadikannya. Selain disekitar kawah ditemukan batu cadas, kawah belerang yang luasnya 200 x 200 meter memiliki solfatara yang senantiasa menyemburkan uap panas. Untuk mengabadikan aktivitas kawah pendaki berlomba-lomba menuruni kawah. Dari kawah akan ditemukan sejumlah keunikan yang dimiliki oleh Sibayak yang amat jarang ditemukan di pegunungan lain. Biasanya kawasan landai di daerah pinggiran kawah dijadikan untuk mendirikan Bivak (Tenda) untuk beristirahat melepaskan lelah seusai mendaki.

panorama bukit barisan
solfatara
kawah dan batu cadas belerang
Jam 9 pagi kami mulai gerak meninggalkan puncak sibayak, jalur kali ini menuju ke arah berastagi dengan jalan yang sangat bagus melalui jalan aspal. Sekitar 2 jam berjalan kaki kami bersiap pulang ke Medan.
jalan pulang
Satu hal yang paling mengesankan selain panorama Sibayak yang begitu indah adalah Kebersamaan yang mungkin mengalahkan semua kesan yang saya rasakan pada saat melakukan pendakian ini. Saling mengulurkan tangan ketika teman kesusahan, mencapai puncak dengan kesungguhan, perjuangan, dan tantangan. Semoga kita dapat mengaplikasikannya dalam hidup ini saling bantu, peduli, dan selalu berjuang menghadapi hidup yang penuh tantangan demi puncak yang lebih baik dan indah. Selanjutnya jangan berhenti bersyukur betapa besarnya kuasa Tuhan.
Kapan-kapan kita coba lagi, ada yang mau ikut?
Informasi Umum bagi Anda yang ingin ke Sibayak dari berbagi sumber :
Status Sibayak
Gunung Sibayak yang berketinggian 2.094 m.dpl secara administratif masuk dalam kabupaten Karo di Sumut. Hutan gunung ini masuk dalam hutan lindung berupa hutan alam pengunungan, yang tergabung dalam Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Barisan yang merupakan Tahura ketiga di Indonesia yang ditetapkan oleh Presiden dengan Surat Keputusan Presiden R.I. No. 48 Tahun 1988 tanggal 19 Nopember 1988. Pembangunan Tahura ini sebagai upaya konservasi sumber daya alam dan pemanfaatan lingkungan melalui peningkatan fungsi dan peranan hutan. Hutan gunung yang masih alami tersebut tergabung dalam Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) yang merupakan Daerah Tangkapan Air (DTA) bagi masyarakat disekitar gunung dan hutan.
Route pendakian Sibayak
Untuk mencapai puncak gunung Sibayak, pendaki dapat memasuki tiga pintu rimba dengan menelusuri jalan setapak melalui hutan belantara tropis dan tebing curam, yang ditemui disepanjang kiri-kanan pendakian. Pintu rimba sibayak melalui, Desa Raja Berneh (Semangat Gunung), Jalur 54, Penatapan jagung rebus dan Jaranguda kira-kira 500 meter dari kota berastagi. Ketiga-jalur dapat dicapai dengan angkutan umum dari kota Medan. Jalur 54 atau sering disebut jalur "Aqua" lebih dikenal dengan medan yang cukup menantang.
Kalau ingin tiga jam mencapai puncak ambil jalur desa Raja Berneh, yang berlokasi sekitar 7 km dari jalan raya Medan - Brastagi. Di desa Raja Berneh ditemukan pemandian air panas Lau Sidebuk-debuk atau Hot Spring. Dan PLTP pembangkit Listrik Panas bumi.
Transportasi
Untuk Transportasi dari kota medan, kita bisa mengunakan bus umum Sinabung Jaya, Sutra, Mitra dan lainnya trayek Medan-Berastagi Biasanya dari Simpang Pos Padang Bulan Medan dengan ongkos 7000 per orang. Masalah perijinan tidak ada masalah, kalo kita sudah sampai di kaki maka kita tinggal daki aja, setelah kita sudah menyelesaikan ristribusi sebesar 2000 per orang di kaki gunung Sibayak. Sebagai tambahan umumnya pendakian gunung Sibayak dilakukan malam minggu.
Semoga Bermanfaat….